Gadis
cantik itu tersenyum saat melihat awan-awan putih yang tertabrak sayap
pesawat yang Ia tumpangi. Senyumnya mengembang ketika membayangkan jika
dalam hitungan jam dia akan pulang ke Indonesia kampung halamannya.
Wendy namanya dia terus tersenyum mengingat begitu banyak kenangan manis
yang tersimpan rapi diingatannya akan Negri Seribu Candi tersebut.
Sungguh dia benar-benar sangat merindukan Indonesia tempat dimana ia dilahirkan, walaupun dia sempat di besarkan di Indonesia beberapa kali dia harus meninggalkan negara kelahirannya
itu, dalam waktu yang cukup lama untuk ikut bersama orang tuanya ke Korea Selatan karena urusan bisnis keluarganya yang berkembang pesat.
Tapi
satu hal yang harus kalian ketahui tentang sang pemeran utama kisah ini
ialah seorang. Wendy Amoura tidaklah tumbuh menjadi anak yang sombong
ataupun manja hanya karna ia dilahirkan dikeluarga kaya, pasalnya kedua
orang tuanya Lucas & Laura sangat mendidik Wendy untuk tetap mandiri
dan berteman pada dengan siapa saja.
Dari
banyaknya hal yang Wendy rindukan di Indonesia. Ada satu hal yang
paling membekas diingatan-nya yang dapat membuat jantungnya berdebar
kencang hanya karena membayangkan dalam beberapa jam lagi mereka akan
bertemu.
Dia…
Iya,
si dia pria yang sejak dari kecil sudah sangat Wendy sayangi. Dia yang
merupakan cinta pertamanya. Dia yang sangat tampan dan indah. Dan
sekarang Wendy akan kembali menemui Dia. Menemui cinta pertamanya.
“mmm….permisi”
Wendy menoleh ketika pria yang duduk disampingnya memanggilnya. Pria itu menyerahkan sebuah pena kepada Wendy.
“tadi aku liat pena ini jatuh dari tas kamu, dan tas kamu juga kebuka” ucap pria itu.
Wendy
menoleh ke arah tasnya yang memang terbuka dan isi tasnya hampir saja
berjatuhan dan ia segera menutup tasnya dalam hati dia meruntuki
kecerobohan yang dia buat ini
“ah
iya…tas aku kebuka. Makasih karna sudah ngasih tau aku” Ucap Wendy
berterima kasih sambil tersenyum manis. Kemudian ia mengulurkan
tangannya untuk memperkenalkan diri.
“Namaku Wendy”
“Aku Rendy ” ucap pria itu sambil tersenyum ramah menyambut uluran tangan wendy.
“Oiya, kamu juga mau pulang ke Indonesia ya ? Kamu habis liburan?” tanya wendy antusias.
“iya, aku habis liburan. Kamu juga ?” tanya Rendy lagi
“engga
, aku emang bakal pindah ke Indonesia “ ucap wendy tersenyum lebar.
Rendy hanya tersenyum mengganguk dan ikut tersenyum karna gadis cantik
yang ada disampingnya ini benar benar sangat ceria.
Rendy
kemudian kembali membaca bukunya tidak sengaja wendy melihat buku yang
sedang rendy baca. Ia kemudian tersenyum cerah dan menoleh menatap ke
arah Rendy.
“kamu juga suka Harry Poter ya?”tanya Wendy senang, Rendy mengangguk sambil tersenyum
“Aku juga suka novel itu, aku punya banyak koleksi novelnya dirumah. Walalupun filmnya sudah tayang dibioskop tapi entah kenapa
tetep aja aku lebih nyaman baca novelnya dibanding nonton filmnya” ucap Wendy antusias
“Woah.. Kita sama, aku juga gitu” ucap lucas sambil tersenyum
“hmmm, benaran? Tapi penampilan kamu sedikit kurang meyakinkan kalo selera kita sama” ucap Wendy dengan nada penuh seledik
“Maksud kamu? aku harus pake kaca mata tebal dulu gitu” ucap rendy bergurau
“hahahah, ya sejenis itulah” wendy begurau
“Oohiya,
besok, besok kita pergi ke koto buku bareng ya. Ah, aku seneng banget
kalo punya temen yang hobby nya sama kaya aku” ucap wendy sangat yakin
jika dia dan rendy bakal jadi teman baik di masa depan.
Rendy mengangguk dan tersenyum kaku.
“ke
toko buku bareng ya? Temen ? tapi kita kan baru ketemu beberapa jam
karna penerbangan ini” balas rendy bingung akan ajakan wendy barusan
“emm,,
maksud aku kalo kita ketemu lagi itu tandanya kita udah ditakdirin jadi
temen kan? jadi kita harus jalan jalan ke toko buku bareng… hehehe”
ucap Wendy bangga dan tersenyum lebar, kemudian menoleh kembali ke arah
jendela untuk melihat pemandangan diluar pesawat
Rendy tersenyum kemudian menggelengkan kepalanya, dia merasa jika wendy adalah gadis yang pemikirannya sangat ceria dan unik.
.
Jakarta, 16.00
“Dit, ayo cepet siap siap calon istri kamu hari ini mau dateng” ucap Marta di depan pintu kamar putranya
“Tapi aku harus jemput temen aku dulu ma” ucap adit sambil melirik arlojinya
“yaudahlah, kamu boleh jemput temen kamu itu tapi jam 5 kamu harus udah ada dirumah.”
“Maa, ini udah jam 4 aku gabakal mungkin nyampe rumah secepat itu” ucap adit berdecak kesal.
“Mama engga mau tau” ucap Marta acuh lalu meninggalkan kamar putra nya
Raditya
atau yang biasa dipanggil Adit nama pria itu hanya bisa berdecak kesal.
Percuma saja dia tidak akan pernah bisa untuk menolak permintaan mama
nya. Tadi kata mamanya apa ? Calon istri ? Seketika rasanya kepala adit
sakit mendengar kalimat mengerikan itu.
Sampai
kapanpun dia tidak akan mau menyetujui perjodohan bodoh ini, berulang
kali dia sudah bilang kepada orangtua nya jika dia benar benar tidak
ingin dijodohkan dengan wanita yang sama sekali tidak dia inginkan.
Adit
menghela nafas kemudian mengambil kunci mobil di laci dekat tempat
tidurnya, lalu mengambil jaket kulitnya dan keluar dari kamar menuruni
tangga.
“Inget
ya dit, jam 5 kamu harus udah nyampe dirumah. Jangan biarin calon istri
kamu nunggu kelamaan” ucap Marta yang sedang menonton televisi tanpa
melihat Adit.
Adit tidak menjawab, dia terus berjalan keluar rumah dan masuk ke mobilnnya.
“huh,
terserah calon istri atau apapun itu aku gabakal peduli” ucap adit
menjalankan mobilnya, dia hanya akan cari cara buat batalin perjodohan
ini bukan malah terjerumus di dalamnya. Harusnya dari dulu ia menanggapi
serius ucapan orang tuanya yang selalu bilang kalo mereka sudah
mempersiapkan pendamping untuk dirinya.
Tapi
dulu dia tidak mau terlalu ambil pusing karna berfikir orang tuanya
cuma mengertak. Tapi firasat buruknya kini terbukti saat adit yang
sebenarnya memilih tinggal sendiri di apartement sejak kuliah, tiba tiba
disuruh pulang untuk menyambut calon istrinya.
Nyatanya
ucapan orang tuanya bukan gertakan semata, kenyataan pahit yang harus
diterimanya. Kenapa harus dijodohkan? Apa di era yang super maju
sekarang ini perjodohan masih diterima akal ?
Lalu
bagaimana dengan nasib perasaan Adit? yang sebenarnya sudah lama ia
simpan untuk seseorang yang telah menumbuhkan perasaan cinta yang amat
dalam dihatinya. Haruskah ia menyerah akan perasaan nya ini ? (bersambung)
0 Komentar