Header Ads Widget

Responsive Advertisement

RINDU AKAN KESEMPURNAAN

Bacaan :
Bacan 1   :1 kor 15,42-49
Injil :Yoh 20,30-31

Renungan
Setetes Air Mata Ibu
Hidup sesudah kematian bukanlah pendapat baru. Pendapat ini sudah ada dalam kalangan masyarakat kita. Keyakinan akan hidupnya arwah seseorang di tengah keluaraga dan masyarakat adalah keyakinan yang di wariskan. Keyakinan ini makin digali untuk dipahami secara lebih dalam. Sehingga tidak terlupakan bila dalam perayaan ibadat setelah tiga sampai dengan seratus hari telah dikenang secara sendiri. Bagi Santo Paulus dalam suratnya kepada jemaat di korintus di namakan Tubuh Rohani. Tubuh rohani inilah kepenuhan akan kerinduan untuk menggalami hidup abadi.jadi, kerinduan menjadi kenyatan adalah suatu kenyakinan yang sesungguhnya tak perlu di ragukan.maka dasar yang paling utama untuk hidup abadi adalah menaruh  kepercayaan akan adanya kekuatan Tuhan.dengan mengakui adanya Tuhan, pencipta dan penyelenggara, pernyatan dasar, tentang siapa, dari mana, dan kemana manusia setelah kematian…….ini bisa terjawab oleh kita sendiri.

Dalam beberapa perikop yang berbicara tentang kematian hendak mau mengatakan kepada kita sebenarnya bahwa, ada hidup dalam satu arah tertentu. kiranya iman, harapan dan cinta akan keterarahan hidup kita semakin teguh dan kuat

Tentang kematian sering menjadi kecemasan yang amat dalam bagi setiap manusia.dengan adanya kematian  sebagai suatu kenyataan dan teka-teki tentang kebenaran manusia, perasan manusia mulai terancam ketentramannya, melihat kenyataan ini, hampir setiap manusia tidak puas dengan hidup yang ia jalani di atas bumi ini, sebab selalu saja ada pada manusia suatu harapan agar hidup ini tak perlu berakhir. Pada pihak lain ada harapan yang lebih dalam meyakini setiap umat beragama bahwa masih ada hidup baru sesudah kematian.

Hidup baru sesudah kematian, bagi umat beriman, bukanlah kata-kata kosong atau janji tak bermakna. Rasul Paulus menandaskan bahwa, kerinduan akan keabadian hidup hendaklah selalu mewarnai perjuangan kita. Diri kita yang sekarang ini akan  di taburkan melalui  kehinaan yaitu kematian dan akan di bangkitkan dalam kemuliaan, sehingga kita tidak lagi mengenakan tubuh alamiah. Kita akan mengenakan tubuh rohani yang memakai rupa dari surgawi, agar penegasan ini menjadi terang dan jelas maka mata iman kita harus terbuka untuk mengalami kebesaran dan keagungan Tuhan yang maha cinta dalam setiap perjumpaan hidup kesehariaan.

Injil Yohanes mengamanatkan kepada kita agar kita percaya bahwa Yesuslah Mesias Anak Allah, dan kamu oleh imanmu memperoleh hidup dalam nama-Nya, hidup dalam nama-Nya. Pernyataan semacam ini sesungguhnya mulai membuat kita semakin percaya dan yakin lebih mendalam bahwa hidup dalam keabadian, di sana terjadi suatu cinta dialog. Allah menyapa kita secara pribadi  dengan membangkitkan tubuh yang alamiah menjadi tubuh yang rohaniah.oleh iman kita,Kita boleh  menegaskan bahwa keabadian hidup itu sesungguhnya ada. Hal itu akan memperoleh kesempurnaan pada saman eskatologis yaitu, hari di mana Tuhan tampil sebagai raja dan hakim atas sekalian manusia.dan perlu disadari bahwa eskatologi itu sudah dimulai pada saat kebangkitan kristus yang dilihat sebagai antisipai kebangkitan manusia seluruhnya pada akhir zaman.

Zaman eskatologis inilah di sebut  sebagai zaman dimana hanya ada kebaikan dan manusia berdiam bersama penciptanya dalam kota yang abadi dan ajaib yang di sebut surge itu.untuk merenungkan tentang kerinduan akan keabadian hidup.

Mengakhiri permenungan berikut ceritera singkat semoga bermanfaat. Adalah Thomas dan Katarina pasangan suami istri yang sudah sekian lama menikah. Mereka belum mendapatkan anak. Pasangan ini dengan susah payah mencari jalan keluar, mendekati dokter dan bahkwan spiritual lainnya agar mereka bisa diaugerahkan anak. Atas nasehat dokter dan spiritual yang ditemukan, tidak selang waktu yang lama, impian pasangan ini menjadi kenyataan. Sang istri kini hamil dan genap waktunya, ia melahirkan seorang anak puteri. 

Puteri ini kemudian diberi nama Nina. Ketika Nina berumur 6 tahun sial datang menimpa keluarga ini. Nina jatuh sakit, badanya kian hari kian kurus. Mukanya pucat pasih, mamanya makin tak mampu melihat si Nina yang makin memburuk nasibnya. Nina di bawa ke dokter. Menurut penjelasan dokter, Nina mengindap kangker ganas,

”Ah terlalu sial……………..’’

bisik Ayah Nina kesal. Singkatnya, kedua orangtuanya merasa amat cemas dan kehilangan segala-galanya. 

Suatu hari, Nina kelihatan lemas dan nafasnya mulai putus-putus. 
Iya menatap Ayah dan Ibunya sambil berpesan ’’Ayah dan Ibu, jangan tangisi Nina. Nina harus di izinkan untuk pergi bertemu dengan Yesus. Ayah dan Ibu biarkan Nina pergi dan teruskanlah perjuangan hidup ayah dan hidup".

Hendaklah kamu saling mencintai, mengabdi, berdamai, dan menggasihi seperti kamu menggasihi Nina. kemudian Nina menutup mata dan meninggallah. Mamanya terus menanggis sedang Ayahnya hanya menjerit dan terus mengucapkan,…Nina selamat jalan, Kami selalu menginggat dan melaksakan pesan-Mu. Kami juga mengasihi-Mu, tetapi Yesus lebih mengasihimu lagi”.

Untuk kita semua pun perlu  meresapi dan melaksanakan pesan Nina dalam hidup kita sebagai bekal dan kekuatan menuju hidup adadi.


 S e m o g a

Posting Komentar

0 Komentar