Header Ads Widget

Responsive Advertisement

SEPUCUK SURAT TERAKHIR


Referensi Bacaan


Bacaan. 1: Ayub:1-3;13-22
Injil Yoh :14:15-31

Renungan

Simbol Sepucuk Surat Terakhir
Adalah sepucuk surat yang salah satu bagiannya berbunyi demikian;

“barek istriku yang tercinta !”
“sudah sekian lama kita berpisah. sakit hati itu pasti engkau derita. Tapi demi kita dan masa depan anak-anak kita: Aku rela……… dan tabahkanlah hatimu, Aku tetap di sampingmu sampai kapanpun”

 “Tabahkanlah hatimu, aku tetap di sampingmu”

Menarik dari surat itu, demi kelangsungan hidup keluarga dan masa depan anak-anak. 

Aku rela, karena cinta. Tabahkanlah hatimu. 

Kalimat-kalimat ini merupakan ungkapan kepasrahan sebuah hati.

Dalam kepasraan itu, ia hanya berpesan;

Nada kepasraan itu bergetar dari rasa cinta terhadap keluarga dan masa depan anak-anak maka perpisahan itu tidak menjadi alasan untuk bersedih.

Bila kita berhenti sejenak dari duka nestapa lalu mengarahkan hati pada pengalaman iman Ayub maka akan bergemala Firman Tuhan lewat mulut Ayub yang menderita:

“Tuhan telah memberi, Tuhan telah mengambil.” 

Firman Tuhan hadir memberikan kekuatan, kuasa untuk menghibur dan meringankan beban insan manusai yang mengalami kedukaan/penderitaan karena kematian. Ayub sungguh merasakan kekuatan sabda itu,  walau ia kehilangan segala-galanya, tetapi satu yang ia simpan rapih adalah iman yang kuat perkasa. Dengan iman membuat Ayub berpasra,

“Tuhanlah yang memberikan segalanya itu maka sewajarnya jika Tuhan mengambilnya kembali”.

Sekali lagi didalam Buku yang paling suci itu firman menggema, mengetuk hati setiap kita terutama keluarga yang merasa kehilangan anggotanya; Ia hadir membisikan penghiburan, 
“Tuhan telah mengambil. Tuhanlah yang telah memberikan saudara kita, keluarga, kepada kita sebagai teman, kenalan dan sahabat, Tuhan yang sama itulah yang mengambilnya kembali”.

Dalam iman terungkap keyakinan bahwa segala yang terjadi yang nimpa kita bukanlah suratan buta nasib yang begitu saja mendatangi kita, melainkan karena kehendak- kehendak Tuhan yang harus terlaksanakan. Kehendak Tuhan memang sulit di pahami termasuk peristiwa kematian orang yang paling kita kasih sekalipun, dengan ini, boleh kita pahami bahwa kepergian kematian adalah rencana Tuhan yang memberi kebahagiaan dan keselamatan kekal. Kristus telah datang menjemput saudara yang kita kasihi sesuai dengan janjinya dulu,

”Aku menyediakan tempat bagimu, aku akan kembali dan membawa kamu ke tempat di mana aku berada, kamupun berada, sebab kamu hidup karena aku hidup”.

Yesus akan datang kembali dalam wujud roh. Roh kebenaran yang selalu memimpin kita. Ia selalu menghibur, menyertai, menggembirakan karena keselamatan yang di sediakan Allah bagi manusia.

Jika cinta yang mendorong Anton untuk berpisah dengan istri dan anak-anaknya sehinga tidak ada alasan untuk bersedih.

Kehendak Tuhan yang terjadi dalam pristiwa kematian tak perlu di sesali atau membuat hati itu sedih sebab kehendak Tuhan adalah kegembiraan dan hidup. 
Kristus Tuhan pernah menjanjikan tempat bahagia dan hidup kekal, Asal kita percaya. Amin


S  e m o g a.

Posting Komentar

0 Komentar