Injil dari Yohanes: 11,17: 24-44
Renungan
Berdoa, bersujud kepada Sang Pencipta |
Adalah sebuah lukisan wajah seorang wanita;
dengan padangan mata yang sayuh, kabur dan basah. Dengan tangan pada dagu di belakangi dengan coretan cat yang berwarna hitam. Cukup mengharukan. Lalu pelukis menulis pada samping
gambar itu
“ Kalau posyandu ada sejak dulu ”………….mungkin kedua anak saya masih hidup.Syukur,
kini ada usaha bersama untuk mencegah penyakit melalui posyandu ”.
Begitulah suasana hati manusia yang sedang di
seret kedalam duka. Namun masih ada setitik terang bagi hati yang berjuang
penuh harapan.
Suasana hidup seperti ini, pernah menimpah
Maria dan Marta ketika saudara mereka Lazarus meninggal dunia. Lazarus pemberi
rasa aman, pusat harapan dan tumpuan hidup sesuda tak ada lagi. Ia suda pergi
abadi. Bagi marta dan maria hidup terasa bagai mati. Kisah kematian Lazarus dan
pembangkitanya oleh yesus, merupakan dua pristiwa yang tidak dapat berdiri
sendiri, tetapi saling mempengaruhi.
Kematian tidak hanya dipikirkan, melainkan perlu
dilintasi dan dihayati demi sampai pada iman akan Firman Yesus, “Akulah
kebangkitan hidup, barang siapa yang percaya kepadaku, ia akan hidup walaupun
dia suda mati”.
Berkat keyakinan inilah Maria dan Marta dan
semua orang yang ada di situ mau juga membuka batu penutup kubur. Lazarus pun
hidup dan datang keluar dari kubur setelah mendengar ajakan yesus, “marilah
keluar”.
Duka nestapa yang dialami Maria dan Marta kini
berubah menjadi kegembiraan karena Tuhan datang. Kegembiraan yang perlu di
kenangkan dan di syukuri. Benar juga peristiwa ini yang di katakan Mateus, “kesusahan sehari cukuplah sehari”.
Di akui bahwa kita sedang hanyut dalam
kesedihan bila menghadapi kematian saudara kita yang diasihi, tetapi kegembiraan
yang di alami oleh Maria dan Marta bisa juga kita temukan alasan kita berani
mengguling batu kekurang percayaan kita yang melepaskan kain kesusahan dan tali
ingat diri. Dan terakhir, asal kita punya hati untuk bersyukur dan tetap
percaya bahwa Yesus adalah Tuhan yang datang membebaskan kita dari kematian
kekal.
Semoga.
0 Komentar